Senin, 31 Oktober 2011

(Tips) Menemukan Gagasan Menulis

oleh AS Laksana dan Yusi Avianto Pareanom
(dengan sedikit penambahan oleh Windry Ramadhina)

Seberapa banyak kau menulis (taruhlah, cerpen fiksi)? Seberapa cepat? Jika kau berada dalam situasi di mana kau harus menulis satu cerpen setiap satu hari, apa saja yang akan kau tulis selama satu bulan? Itu berarti, kau harus menulis 30 cerpen dan kebanyakan orang akan berkata, "Aih... kurasa, aku tidak akan bisa melakukannya," atau dia akan mencoba melakukan itu tapi bertahan hanya beberapa hari saja setelah di hari ketujuh dia kehabisan ide.

Pernah bertanya, dari mana sebenarnya gagasan-gagasanmu berasal?

Kebanyakan penulis akan menemukan kesulitan menjawab pertanyaan di atas. Bahkan penulis-penulis besar yang produktif. Penulis pemula atau orang yang baru memutuskan akan menulis selalu menganggap bahwa ide seperti ikan legendaris yang muncul pada musim-musim tertentu. Sesungguhnya, kita menghadapi bahan melimpah ruah untuk ditulis, dijadikan cerita pendek atau novel. Kita mengenal dongeng, mitologi, takhyul, dan sebagainya; kita menghadapi keseharian; kita membaca berita; kita menikmati berita gosip para artis; kita mendengar gunjingan tetangga. Dan kita membaca buku. Bagi seorang penulis, atau orang yang ingin menjadi penulis, atau siapa saja tidak harus penulis, kegiatan membaca buku itu penting sekali.

Jika kau sudah tahu apa yang akan kau tulis, tulis saja. Kau bisa memulai dari mana saja, tidak ada yang melarangmu menulis dari mana pun, atau dengan kalimat pertama apa pun. Jika kau ingin menulis tapi tidak tahu apa yang akan kau tulis, yang perlu kau lakukan tetap sama: menulislah! Menulis adalah ikhtiar untuk mengubah kata 'ingin' menjadi 'tindakan' menulis.

Kau tidak tahu cara memulai? Atau tidak tahu teknik menulis?

Ada banyak buku teknik menulis dan buku-buku semacam itu mungkin akan memberi bekal kepadamu, atau setidaknya mengenalkan dasar-dasar kepenulisan. Atau apes-apesnya, sudah mencoba memotivasimu. Kau beruntung jika di dalam halaman-halaman buku semacam itu, kau menemukan berbagai strategi yang memudahkanmu menulis. Atau teknik-teknik yang bisa memacu kreativitasmu. Atau sejumlah trik yang membuatmu bisa menulis lancar setiap hari.

Gairah Para Pemula. Jika tekatmu cukup kuat dan kau bisa mempertahankan kekuatan tekat itu selamanya, kau akan terus bergairah untuk belajar cara menghasilkan tulisan bagus. Kau akan terus bertanya: "Bagaimana cara menghasilkan tulisan yang baik?" atau "Bagaimana cara menulis lancar?" atau "Bagaimana cara memikat pembaca sejak kalimat pertama tulisan saya?"

Kunci Kontak. Untuk mengejutkan dunia dengan tulisanmu, kau harus memiliki kunci kontak untuk menghidupkan mesin kreativitasmu (seperti sebuah mobil). Selanjutnya, kita memerlukan keterampilan untuk mengendalikan laju mesin kreativitas kita itu (sebuah mobil memerlukan sopir) dan mungkin berbagai strategi. Untuk membuatmu bisa memulai tulisan dengan cara apa saja, atau untuk menggali gagasan, atau sekadar menggerakkan tangan dan minatmu menulis.

Latihan Setiap Hari. Misalnya, menyelesaikan sebuah cerpen dalam waktu dua jam pada setiap pagi hari, dan membaca satu buku paling lama dua hari. Ini kira-kira sama dengan yang dijalani oleh orang-orang lain di lapangan lain jika mereka berkehendak menjadi lebih mahir. David Beckham berlatih menendang bola setiap hari. Para perenang, pemain badminton, dan tukang gado-gado juga melakukan latihan setiap hari. Latihan setiap hari akan membuatmu semakin terampil.

Antusiasme. Para juara di lapangan selalu menunjukkan watak yang sama di semua lapangan yang mereka geluti: mereka antusias!

Meniru. Pada mulanya mungkin seorang penulis melakukan beberapa peniruan (bukan penjiplakan); itu proses yang wajar untuk akhirnya menemukan otentisitas. William Faulkner dan Ernest Hemingway belajar dari cara Sherwood Anderson berkisah. Hemingway dan Faulkner saling mengejek dan keduanya sama-sama peraih Nobel. Gabriel Garcia Marquez memungut teknik Faulkner dan mengagumi Hemingway dan kemudian memberontak. Peniruan di awal-awal kelahiran adalah proses yang wajar; sewajar bayi menirukan apa saja yang mengitarinya, sebelum akhirnya menjadi manusia dewasa yang berbeda dari manusia-manusia dewasa lainnya.

Jadi... menulislah! Banyak yang bisa ditulis:

1. Silakan berandai-andai. Apa jadinya jika saya bisa membaca pikiran orang lain?
2. Pinjam kalimat dalam novel yang ditulis oleh pengarang yang baik dan lanjutkan dengan kat-katamu sendiri. Ingatlah, bahwa sebuah novel yang baik biasanya dibuka dengan kalimat yang menarik.
3. Jawablah pertanyaan. Siapa namamu? Kapan kau lahir?
4. Buatlah sarang laba-laba.
5. Ambil tiga kata secara acak dan buatlah satu paragraf yang mengandung ketiga kata tersebut.
6. Dan sebagainya.