Selasa, 24 Maret 2009

Luber dan Jurdil

Anda merasa hidup Anda berjalan di tempat, rencana-rencana Anda tidak terlaksana, dan sering kecewa?

Ketik REG (spasi) SABAR *pengaruh buruk TV mode on* Hehehehe... jangan dengarkan saya. Saya bohong.

Begini... Menurut saya, bayi-bayi dan bocah-bocah kecil punya kesaktian meredam gelegak rasa. Keponakan saya, cucu pertama ibu saya, Ayman Wyakto Omar, akhir pekan lalu mencontohkan cara melakukan Pemilu yang luber dan jurdil sebagai obat kegalauan saya kala itu. Meski belum punya hak suara, Ayman si bayi mungil Pejambon (peranakan Jawa-Ambon) berusia empat bulan itu saya beri tanggung jawab mengambil keputusan.

Sepulang dari suatu perjalanan dinas, adik ipar saya membawa oleh-oleh tiga dompet dengan tiga warna untuk saya, adik perempuan saya, dan adik ipar bungsu saya (ibu si bayi). Adik perempuan saya mendapatkan dompet berwarna merah muda. Ini bukan hal yang sulit karena dia memang penggemar fanatik pink. Lalu tersisa dua, biru dan krem. Adik ipar bungsu saya yang santun dan pemalu tidak mau memilih, rupanya dia sungkan. Saya juga tidak mau, karena saya terbiasa membiarkan adik-adik saya memilih duluan. Lalu saya dekati Ayman kecil yang sedang mandi matahari di pintu dapur, "Ayman, bisa tolong Bude pilihkan dompet yang cocok untuk Bunda?"

Lalu dia tersenyum kecil pada saya, dan memandangi kedua dompet yang teracung di depan wajah mungilnya, bergantian. Wajahnya tampak serius seolah sedang berpikir keras. Beberapa detik tatapan matanya berpindah-pindah, dari dompet biru ke dompet krem. Semua diam. Menunggu dalam debar. Tiba-tiba telunjuknya teracung dan mengarah ke dompet krem. Seisi rumah tertawa dan bertepuk tangan.

Ah... betapa Tuhan punya cara unik untuk mencandai umatnya. Padahal bisa saja Ayman begitu hanya karena ia terpesona pada warna kinclong dan tiba-tiba ingin melatih kemampuan motorik dengan gerakan menunjuk. Tapi di mata orang dewasa, ia seolah-oleh sedang sungguh-sungguh melaksanakan tugas dari saya.

Saya memang tak sempat mengabadikan momen indah itu di perekam vidoe pada ponsel saya, tapi memori rasio saya sudah merekamnya dengan sangat baik dan menyimpannya di folder pembangkit semangat.

Pernahkah Anda punya pengalaman yang mirip? Sudikah Anda membaginya dengan saya?

Sabtu, 21 Maret 2009

Galau

Aku tak mau malamku merana menanti sajadah yang tak kunjung terulur
Aku tak mau hidupku lewat di depan mata tanpa makna
Aku tak mau ruang batinku penuh amarah sehingga tak ada tempat lagi untuk-Mu
Aku mau terus berjalan dengan-Mu di hatiku
Aku mau semua mimpi tergeletak bebas di atas telapak tanganku yang terbuka,
dan tidak menggenggamnya terlalu kuat sehingga ia meronta dan membuatku berdarah

Ya Allah,
Aku terlempar ke dalam pusaran rutinitas yang menjauhkan jarak di antara kita
Sinyal imanku yang lemah membuat koneksi kita terputus-putus
Aku lelah menjunjung setumpuk harapan
Tadi pagi Kau memberiku missed call
Maka siang ini kukirimkan SMS: Izinkan aku menitipkan pada-Mu semua beban

Ya Allah,
Izinkan aku meneleponmu nanti malam
Aku ingin bicara

Drag Race

Roda-roda mencumbui jalanan
Debu-debu menari
Orang-orang menepi
Satu... dua... tiga...
Semua kata hilang makna ditelan bising motor yang berpacu

Selasa, 10 Maret 2009

Kenapa Ayam Menyeberang Jalan?

Jawaban:

  • GURU TK: Supaya sampai ke ujung jalan
  • GURU LIA: According to Dr. Howard Gardner, chickens have bodily-kinesthetic intelligence. They have the gift of physical movement of the muscles. They like to move and cannot sit still for a long period of time.
  • PLATO: Untuk mencari tempat yang lebih baik
  • SUPIR BAJAJ: Hanya Tuhan yang tahu
  • POLISI: Biar saya interogasi dulu
  • MARTIN LUTHER KING, JR : saya memimpikan suatu dunia yang membebaskan semua ayam menyebrang jalan tanpa mempertanyakan kenapa
  • GEORGE W.BUSH : kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang! Kami cuma ingin tau apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak, apa dia bersama kami atau melawan kami. Tidak ada pihak tengah di sini!
  • DARWIN: Ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang jalan.
  • EINSTEIN: Apakah ayam itu meyebrang jalan atau jalan yang bergerak di bawah ayam itu, itu semua tergantung pada sudut pandang kita sendiri
  • NELSON MANDELA : Tidak akan pernah lagi ayam yang harus ditanyai kenapa menyeberang jalan! Dia adalah panutan yang akan saya bela sampai mati


Nah ayamnya aja gak pernah tanya-tanya kalo elu nyebrang, kenapa jadi elu yang pada rese?!!!

Menurut lohhh?

LOSING VIRGINITY

Sepasang anak manusia bernama Ovy dan Teeje.. semalam melakukannya untuk yang pertama kali...

Sepulang dari kantor Mas Wahyu, kami bertiga (Ovy, Teeje dan saya) mampir ke LIA Pramuka karena saya harus mengambil buku penting yang tertinggal. Perjalanan pulang kami dihiasi kemacetan yang aduhai dan hujan yang mengguyur. Diskusi mendalam tentang topik-topik serius membuat kepala makin pening. TJ mengajak bukber di Citos, Ovy mengajak bukber di tempat lesehan. Apa daya, lutut renta saya tidak mau diajak kompromi. Akhirnya saya putuskan untuk menggiring mereka mampir ke tempat terdekat: Pempek Pak Raden di jalan raya Pasar Minggu.

Pelayanannya memuaskan,
WC-nya lumayan,
tempat parkirnya aman,
tempat sholatnya nyaman,
TV bisa menangkap siaran,
kipas angin berputar pelan,

dan yang paling penting... untuk pertamakalinya dalam hidup mereka, Ovy dan TJ mencicipi sebuah kenikmatan duniawi tiada tara dari hidangan lezat bernama "tekwan."

Kamis, 05 Maret 2009

KOPIKO BROWN COFFEE


Tadi malam di ruang guru LIA Pasar Minggu, saya baru tahu bahwa Kopiko bukan hanya 'gantinya ngopi' tapi sudah mengejawantah menjadi kopi itu sendiri. Di saat istirahat mengajar, rekan guru bernama Nurhatmawati sekonyong-konyong menawari saya satu sachet Kopiko brown coffee. Saya baru dengar istilah brown coffee, ternyata itu hanya kopi dicampur gula merah. Ah, itu sih saya sudah sering minum.

Bukan sulap bukan sihir, setelah saya seduh dan seruput ternyata rasanya endos gandos. Tidak kalah dengan kopi di kedai-kedai mahal. Creamy-legit gimanaaa gitu. Cobalah dan rasakan.

(Tulisan ini dibuat tanpa tekanan atau perintah dari pihak manapun.)

Selasa, 03 Maret 2009

Trauma Patah Hati

Di kantorku ada printer baru
Penampilannya rupawan
Body-nya menawan
Tidak kalah dengan Hercules
Para wanita ramai merubungnya
Mengelu-elukannya
Membelai-belainya
Membicarakan kehebatannya
Tersenyum lebar
Lalu cekikikan dengan wajah bersemu dadu
Tapi aku tak beringsut dari singgasanaku
Aku masih trauma
Hatiku masih terlalu sakit untuk memulai hubungan baru